Mengkonsumsi ikan dinilai memang bermanfaat bagi
tubuh. Selain sebagai salah satu makanan berprotein tinggi, ikan juga kaya akan
asam Lemak omega-3 yang baik untuk mata dan otak. Beberapa penelitan telah
dilakukan, dan membuktikan bahwa mereka yang makan ikan secara teratur memiliki
otak yang lebih besar. Hal ini berkaitan dengan memori yang ada pada otak dan
fungsi kognisi. Bahkan, dengan mengonsumsi ikan dinilai dapat mengurangi risiko
penyakit stroke.
Dalam pengolahannya, ikan memiliki banyak macam cara. Mulai
dari dikukus, direbus hingga menjadi sup, digoreng, dipanggang dan dibakar. Namun,
kali ini yang akan menjadi topik adalah pengolahannya ikan melalui digoreng dan
dibakar. Dua cara pengolahan itu pada umumnya memiliki tahap yang berbeda,
mulai dari awal hingga akhir. Ikan yang digoreng akan membutuhkan minyak,
sedangkan ikan yang dibakar akan membutuhkan api yang dihasilkan dari proses
pembakaran. Akan berbeda hasilnya juga, tergantung dari media pembakaran yang
digunakan. Seperti, kayu, arang, sabuk kelapa, semua itu menghasilkan aroma dan
memberikan cita rasa yang berbeda kepada ikan tersebut.
Minyak goreng diakui memang memberikan cita rasa yang
lebih gurih terhadap ikan, akan tetapi penggunaan minyak goreng sendiri dapat
berdampak buruk bagi kesehatan. Penggunaan minyak berulang kali dapat membuat
tingkat kejenuhan minyak tersebut tinggi, dan alhasil dapat memicu penyakit
jenis kanker.
Protein pada ikan yang digoreng juga dipertaruhkan
pada suhu dan waktu saat menggoreng. Semakin tinggi dan semakin lama, kandungan
protein pada ikan dapat berkurang. Dan minyak yang digunakan untuk menggoreng
juga dapat memberi pengaruh besar pada lemak dan energi yang dihasilkan.
Lain halnya dengan ikan yang dibakar, cita rasa gurih
tidak akan didapat. Namun, jika sehat menjadi pilihan, mengonsumsi ikan dengan
cara dibakar harus dilakukan. Terbukti dari Penelitian kandungan ikan yang
memiliki protein tinggi itu pun dilakukan terhadap ikan yang diolah secara
dibakar, bukan digoreng. Karena, ikan yang diolah dengan cara dibakar tidak
mengandung tambahan kalori dan lemak karena dimasak tanpa minyak.
Namun, ikan yang dibakar juga memiliki dampak buruk
bagi kesehatan, apabila pembakarannya dilakukan pada suhu tinggi. Protein pada
daging ikan yang bereaksi terhadap panas saat dibakar dapat membentuk heterocyclic amines (HCAs) yang dapat menyebabkan mutasi DNA dan memicu kanker
pada tubuh. Asap dari pembakaran yang timbul karena lemak ikan yang jatuh
menetes ke arang pun mengandung polycyclic
aromatic hydrocarbons (PAHs), yang jika terserap ke dalam daging ikan, dapat
memberi efek karsinogenik, yaitu efek yang dapat memicu kanker.
Walaupun teori ini belum ada pembuktian secara khusus
mengenai penelitian yang menemukan hubungan sebab-akibat yang pasti antara HCAs
dan PAHs yang dihasilkan dari membakar ikan pada suhu tinggi terhadap kemunculan
sel kanker pada manusia.
Komentar
Posting Komentar