Langsung ke konten utama

Jalan Sabang, ‘Surga-nya’ Street Food

 

Makanan pinggir jalan atau street food merupakan kuliner yang sangat mudah ditemui. Karena letaknya yang di pinggir jalan, membuat orang yang berburu makanan ini merasakan suasana yang berbeda saat makan. Seperti Jalan Sabang yang letaknya di pusat Jakarta menjadi salah satu tempat legendaris yang terkenal sejak puluhan tahun sebagai ‘surganya’ street food.


Nama Jalan Sabang sendiri merupakan nama lama sejak puluhan tahun yang lalu. Kini, nama resmi jalan itu adalah Jalan Agus Salim. Namun, seperti peribahasa nasi sudah menjadi bubur, nama Jalan Sabang sendiri pun sudah terlanjur dikenal banyak orang sejak dahulu kala. Sehingga, jalan itu sering disebut-sebut dengan Jalan Sabang bukan Jalan Agus Salim.

Jalan yang letaknya tepat di belakang Gedung Sarinah di Jalan Thamrin ini menyuguhkan berbagai makanan di setiap pinggir jalannya. Restoran dan kafe memang berbaris rapi di kiri dan kanannya. Namun, highlight dari jalan ini akan dimulai sekitar malam hari. Saat mulai petang, para pedagang street food akan mulai menggelar dagangannya dan akan dapat kalian temui hingga malam hari.

Mereka, para pedagang pinggir jalan akan menggunakan gerobak untuk berjualan, serta bangku-bangku plastik sebagai fasilitas bagi para pengunjung yang dilengkapi dengan tenda di atasnya. Mengantisipasi kalau-kalau akan hujan. Selain gerobak, ada pula yang berdagang ala food truck menggunakan mobil yang diparkir di trotoar.


Street food Jalan Sabang dipenuhi dengan kebanyakan penjual nasi goreng. Mereka menjual dengan berbagai kekhasan makanannya, seperti ada nasi goreng kambing ataupun nasi goreng gila. Seperti temanya, street food, kalian akan memakannya di pinggir jalan dengan ‘berbekal’ bangku plastik. Selain nasi goreng, terdapat banyak makanan berat lainnya di Jalan Sabang ini, seperti sate, soto, bakso, dan juga seafood.


Tidak hanya makanan berat, seperti halnya street food yang identik dengan ‘ringan’, Jalan Sabang juga memiliki makanan ringan, seperti Pempek dan Martabak. Café- café di gedung kiri dan kanan jalan ini juga sangat banyak. Salah satunya yang populer adalah Kopi Oey, memiliki interior yang unik dan bergaya vintage Chinese membuat café ini cukup terkenal dan memiliki tanda sendiri bagi setiap pengunjung.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chef Juna, Bakat Atau Keterampilan? Dari Berandalan Menjadi Chef Profesional

  Junior Rorimpandey atau lebih dikenal sebagai Chef Juna merupakan seorang koki professional spesialis masakan Perancis dan Jepang. Ia dilahirkan di Manado, 20 Juli 1975. Namanya dapat diketahui banyak orang berkat penampilannya yang menjadi salah satu juri dalam ajang Master Chef Indonesia. Sebagai juri, ia dikenal memiliki sifat yang sangat kejam, galak, tidak ramah serta komentarnya yang sangat pedas di acara TV yang menayangkan program memasak itu. Bahkan Chef Juna sampai mendapat kritikan pedas dari penonton yang mengikuti program acara TV tersebut. Namun, kepiawaiannya dalam memasak memang tidak diragukan lagi. Tak jarang dia sering menunjukkan keahliannya itu di depan para peserta dan tentunya juga di depan kamera. Koki yang telah diakui dengan lisensi dan keterampilannya itu ternyata sempat menempuh pendidikan di Universitas Trisakti, Jurusan Perminyakan selama 3,5 tahun. Namun, sayangnya ia tidak menamatkan pendidikannya hingga selesai lantaran dirinya yang dinilai terlalu

Kata Orang Tentang Seafood

  Seafood atau makanan olahan dari laut tidak jauh populer dari makanan daging lainnya, seperti daging ayam atau sapi. Karena cita rasanya yang unik dan berbeda dari daging ayam atau sapi, membuat seafood digemari. Namun tak jarang, beberapa orang harus berpikir dua kali untuk makan seafood karena kandungan kolesterolnya yang tinggi.  “yang tidak makan ikan, saya tenggelamkan!” kata mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Bu Susi Pudjiastuti. Bu Menteri aja promosi makan ikan sampai segitunya. Memang, sih, selain karena Indonesia ini negara maritim yang kaya akan hasil lautnya, seafood itu juga banyak manfaatnya, lho! Photo by  Julia Volk  from  Pexels Namun, dengan ini sifat bijak dalam memakan juga harus ada pada setiap konsumen seafood ini. Konsumen didorong untuk lebih selektif memilih hidangan laut. Karena kelanggengan sumber daya alam laut tidak mungkin dapat terjaga tanpa mengikutsertakan peran masyarakat sebagai sang konsumen. WWF Indonesia juga sempat melakukan sos