Langsung ke konten utama

Temuan Cacing Dalam Produk Ikan Kaleng

 Makanan ikan kaleng memang banyak diminati, apalagi oleh beberapa orang yang tidak memiliki waktu atau sibuk. Pengolahannya yang gampang memudahkan seseorang untuk makan jika dalam posisi sedang terburu-buru.

Bahan baku dalam produk ikan kaleng tersebut di antaranya adalah ikan makerel, ikan cakalang, tuna, udang, sarden, daging kepiting, dan beberapa jenis produk olahan yang berbahan baku ikan lainnya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggelar konferensi pers terkait penemuan cacing dalam produk ikan makerel yang dipasarkan ke masyarakat. Konferensi pers di selenggarakan di Kantor Pusat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jakarta Pusat.

Di dalam konferensi persnya, kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito menegaskan bahwa yang terkontaminasi atau terdeteksi adanya jenis cacing laut parasit hanya pada ikan makerel bukan jenis ikan yang lainnya. Dengan ini produk ikan kaleng yang berbahan baku selain ikan makerel aman untuk dibeli dan dikonsumsi oleh masyarakat.

Ia juga menyatakan, “temuan tersebut tidak berasal dari Indonesia, tapi sebelumnya, di awal tahun 2018, ditemukan di kawasan lain, Negara Afrika Selatan.” Jelas Penny selaku kepala BPOM.

Pihak BPOM juga memberikan perhatiannya terhadap pelaku usaha atas kerjasamanya dalam merespon dengan cepat atas perintah untuk menghentikan sementara dalam hal produksinya dan untuk segera menahan produknya.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Nilanto Perbowo, juga menyampaikan penambahan informasi bahwa temuan adanya parasit cacing laut hanya terjadi pada ikan makerel yang berasal dari impor, jelasnya saat menjadi narasumber Konferensi Pers yang digelar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chef Juna, Bakat Atau Keterampilan? Dari Berandalan Menjadi Chef Profesional

  Junior Rorimpandey atau lebih dikenal sebagai Chef Juna merupakan seorang koki professional spesialis masakan Perancis dan Jepang. Ia dilahirkan di Manado, 20 Juli 1975. Namanya dapat diketahui banyak orang berkat penampilannya yang menjadi salah satu juri dalam ajang Master Chef Indonesia. Sebagai juri, ia dikenal memiliki sifat yang sangat kejam, galak, tidak ramah serta komentarnya yang sangat pedas di acara TV yang menayangkan program memasak itu. Bahkan Chef Juna sampai mendapat kritikan pedas dari penonton yang mengikuti program acara TV tersebut. Namun, kepiawaiannya dalam memasak memang tidak diragukan lagi. Tak jarang dia sering menunjukkan keahliannya itu di depan para peserta dan tentunya juga di depan kamera. Koki yang telah diakui dengan lisensi dan keterampilannya itu ternyata sempat menempuh pendidikan di Universitas Trisakti, Jurusan Perminyakan selama 3,5 tahun. Namun, sayangnya ia tidak menamatkan pendidikannya hingga selesai lantaran dirinya yang dinilai terlalu

Kata Orang Tentang Seafood

  Seafood atau makanan olahan dari laut tidak jauh populer dari makanan daging lainnya, seperti daging ayam atau sapi. Karena cita rasanya yang unik dan berbeda dari daging ayam atau sapi, membuat seafood digemari. Namun tak jarang, beberapa orang harus berpikir dua kali untuk makan seafood karena kandungan kolesterolnya yang tinggi.  “yang tidak makan ikan, saya tenggelamkan!” kata mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Bu Susi Pudjiastuti. Bu Menteri aja promosi makan ikan sampai segitunya. Memang, sih, selain karena Indonesia ini negara maritim yang kaya akan hasil lautnya, seafood itu juga banyak manfaatnya, lho! Photo by  Julia Volk  from  Pexels Namun, dengan ini sifat bijak dalam memakan juga harus ada pada setiap konsumen seafood ini. Konsumen didorong untuk lebih selektif memilih hidangan laut. Karena kelanggengan sumber daya alam laut tidak mungkin dapat terjaga tanpa mengikutsertakan peran masyarakat sebagai sang konsumen. WWF Indonesia juga sempat melakukan sos