Langsung ke konten utama

Salmon Lebih Enak Mana? Mentah atau Matang?

 

Micheile Henderson on Unsplash

Salmon merupakan jenis ikan yang sangat populer. Kandungan di dalamnya yang sangat menyehatkan untuk tubuh, membuat ikan jenis ini dijual dengan harga yang sangat tinggi di pasaran. Rutin mengonsumsi ikan salmon yang kaya akan omega-3 ini, diketahui sangat baik untuk kesehatan jantung. Selain kandungan asam lemak omega-3, salmon merupakan sumber protein yang kaya mineral dan beberapa jenis vitamin.

Dalam pembuatan sushi dan sashimi, ikan salmon biasanya akan disajikan begitu saja atau dalam keadaan mentah. Namun, beberapa orang mengatakan ikan mentah itu amis. Hal ini memunculkan perdebatan tentang bagaimana cara terbaik memakan ikan salmon itu sendiri. Beberapa orang mengatakan, salmon mentah akan lebih sehat daripada yang sudah dimasak. Menurut Rita Ramayulis, M.Kes, selaku ahli gizi juga mengatakan, sebenarnya cara terbaik untuk mengonsumsi salmon adalah dengan dimakan mentah.


Salmon yang mentah dan yang sudah masak memang memiliki kandungan yang berbeda. Salmon yang masih mentah memiliki kandungan omega-3 yang sangat tinggi. Kandungan ini sendiri dapat berkurang karena melalui proses memasak dengan suhu yang tinggi. Itu sebabnya, ikan salmon disarankan untuk memakannya begitu saja atau disajikan mentah. Beberapa penelitian juga menunjukkan, salmon yang digoreng atau direbus beberapa menit, kadar omega-3-nya akan berkurang sampai 14 persen.

Namun, salmon mentah juga mengandung enzim yang bisa menghancurkan tiamin, yaitu jenis dari vitamin B yang penting untuk meningkatkan energi dan sistem saraf. Serta diduga salmon yang mentah masih mengandung bakteri yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Karena itu, beberapa orang percaya salmon yang masak akan lebih aman untuk dikonsumsi.

Untuk itu, memakan salmon mentah atau yang sudah matang sama-sama memiliki risikonya. Pendapat beberapa orang mengenai menikmati ikan salmon ini pun berbeda. Yang terpenting, entah disajikan mentah ataupun masak, agar kandungan asam lemak dan nutrisi lain tidak rusak, salmon harus diolah secara benar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Chef Juna, Bakat Atau Keterampilan? Dari Berandalan Menjadi Chef Profesional

  Junior Rorimpandey atau lebih dikenal sebagai Chef Juna merupakan seorang koki professional spesialis masakan Perancis dan Jepang. Ia dilahirkan di Manado, 20 Juli 1975. Namanya dapat diketahui banyak orang berkat penampilannya yang menjadi salah satu juri dalam ajang Master Chef Indonesia. Sebagai juri, ia dikenal memiliki sifat yang sangat kejam, galak, tidak ramah serta komentarnya yang sangat pedas di acara TV yang menayangkan program memasak itu. Bahkan Chef Juna sampai mendapat kritikan pedas dari penonton yang mengikuti program acara TV tersebut. Namun, kepiawaiannya dalam memasak memang tidak diragukan lagi. Tak jarang dia sering menunjukkan keahliannya itu di depan para peserta dan tentunya juga di depan kamera. Koki yang telah diakui dengan lisensi dan keterampilannya itu ternyata sempat menempuh pendidikan di Universitas Trisakti, Jurusan Perminyakan selama 3,5 tahun. Namun, sayangnya ia tidak menamatkan pendidikannya hingga selesai lantaran dirinya yang dinilai terlalu

Kata Orang Tentang Seafood

  Seafood atau makanan olahan dari laut tidak jauh populer dari makanan daging lainnya, seperti daging ayam atau sapi. Karena cita rasanya yang unik dan berbeda dari daging ayam atau sapi, membuat seafood digemari. Namun tak jarang, beberapa orang harus berpikir dua kali untuk makan seafood karena kandungan kolesterolnya yang tinggi.  “yang tidak makan ikan, saya tenggelamkan!” kata mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Bu Susi Pudjiastuti. Bu Menteri aja promosi makan ikan sampai segitunya. Memang, sih, selain karena Indonesia ini negara maritim yang kaya akan hasil lautnya, seafood itu juga banyak manfaatnya, lho! Photo by  Julia Volk  from  Pexels Namun, dengan ini sifat bijak dalam memakan juga harus ada pada setiap konsumen seafood ini. Konsumen didorong untuk lebih selektif memilih hidangan laut. Karena kelanggengan sumber daya alam laut tidak mungkin dapat terjaga tanpa mengikutsertakan peran masyarakat sebagai sang konsumen. WWF Indonesia juga sempat melakukan sos